Part 9
Hari ini Ika bangun lebih pagi dari biasanya. Entah karena kali ini ia memang ingin menyambut hadirnya matahari lebih awal, atau karena tadi malam ia sama sekali tak bisa memejamkan mata.
Trr.. trrtt..
HP-nya bergetar. Tanda SMS masuk.
Wei, sayang, dah bangun blom? Ni lg siap2 jemput kamu. Bangun dong!
Dah... Br aja bngn... Cepet ya jemputnya, jangan ngaret. ^v^
Ika meletakan HP-nya sambil tersenyum. Sayang? Nama panggilan barunyakah? Atau, panggilan kesayangan hanya untuk seorang? Dari Rafael? Pacaranya? Ika kembali tersenyum. Ya, ia tak lagi sendiri. Kini ia punya Rafael. Pacarnya. Ya, aku punya pacar.
“Hoeii.. gimana? Not single anymore, ya?” Alex menyerbu masuk kamar adiknya.
“Aduh, kalo masuk ketok pintu dulu, napa?” omel Ika.
“Ya maaf. Gimana? Udah jadian?”
Ika tersenyum. Tak menjawab.
“Ciee.. my little sister nggak lagi jomblo nih!” Alex berseru senang.
“Udah ah, sana! Aku mau mandi dulu!”
“Wahh, tumben kok bangun sepagi ini? Pasti nggak mau telat di hari pertama jadian ya?” goda Cesa yang tiba-tiba sudah ada di kamar Ika.
“Udah, udah.. Sana, semua keluar, aku mau mandi!” jawab Ika sok ketus, tapi tetap tak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya.
“Raf, boleh nanya gak?” tanya Ika pada Rafael.
“Ya, bolehlah! Mau nanya apa, sayang?” jawab rafael.
“Mmm.. Kapan kamu mulai suka sama aku?”
Rafael menoleh, memandangi wajah pacarnya.
“Aku pernah bilang ya?”
“Eh?” Ika kaget.
Betul juga, ya, Rafael pernah bilang suka nggak ya?, batin Ika.
Rafael tertawa.
“Mm.. Kapan ya? Mungkin..”
Ika mendengarkan dengan serius.
“...waktu aku baca SMS kamu di radio waktu itu.” Jawab Rafael.
“Hah?? Waktu kamu jadi bintang tamu itu? Kok..”
“Nggak tau kenapa, waktu aku baca SMS kamu, aku sempet berpikir, kamu pasti cewek asik dan unik. Nggak tau kenapa juga waktu itu aku iseng nyimpen nope kamu haha.. aku juga nggak nyangka bisa senekat itu nyimpen nope kamu.. mungkin dengan harapan aku bakalan kenal kamu.”
“Ternyata, beneran kita jadi kenalan, ya?”
Rafael mengangguk setuju.
“Aku harus say thanks to Rico. Mungkin kalo dia nggak ngenalin kamu waktu itu, nggak akan ada hari ini.” Rafael menatap Ika mesra.
Ika tersenyum bahagia. *awawawaw.. admin envy lohh.. pasti raflatahugs juga envy..*
“Apaaaa?? Lo udah jadian sama Rafael? Kok lo nggak ngomong-ngomong sih?” teriak Mizanti alias Michel kencang. Untung kelas masih sepi.
Ika mengangguk.
“Jangan teriak-teriak gitu, ah! Ya... gimana lagi, ceritamya bener-bener di luar dugaan.”
“Maksud lo?”
“Aku sendiri juga nggak nyangka bakal jadi kayak gini.”
“Akhirnya, Ika jatuh cinta juga, ya?" sahut Rheyna.
“Kapan nembaknya, Ika?”
“Kemarin. Aku aja kaget waktu dia nembak aku. Ya, walau akhirnya aku nggak bisa bohong aku juga sayang sama dia.” Jawab Ika. Rona merah terlihat jelas di wajahnya yang putih.
“Dia ngomong apa waktu nembak?” tanya Michel.
“Mmm..” Ika menjawab ragu. “... biasa aja. Nothing special ! Yang jelas berkesan banget lah!” lanjut Ika, menyembunyikan kejadian yang sebenarnya. Biar hal indah itu hanya menjadi rahasia mereka berdua.
“Kamu beneran sayang dia, Ika?”
“Mmm.. aku nggak berani bilang begitu, yang pasti kalo bersama dia hati ini serasa di awang-awang.” Jawab Ika sok puitis.
“Hahaha.. dasar.. sok puitis lo!”
Tettt.. tettt... Bunyi bel tanda masuk nyaring terdengar.
“Gue masuk kelas dulu ya, Ka, Rhey!” Michel pamit, sambil berlari ke kelasnya.
Berita tentang hilangnya ke “single”an salah satu cowok terganteng se-Petra 1 cukup menggemparkan. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa sang cewek yang *sapat dikatakan* beruntung berada di kelas yang sama. Tentu saja para kaum hawa berlabel Raflatahugs buru-buru mengedarkan pandangan mereka ke arah kedua sejoli ini. Entah dengan tatapan kagum, tatapan kecewa, atau bahwan dengan tatapan iri.
“Ika.” Panggil rafael.
“Hmm??” jawab Ika tanpa menoleh. Ia masih sibuk dengan rumus-rumus fisika dari papan tulis.
“Aku nggak tau ini perasaanku atau bukan, tapi kayaknya cewek-cewek di kelas ini ngeliatin kita dari tadi. Nggak tau kenapa.” Kata rafael.
Ika tersenyum. “Bukan Cuma satu kelas deh, tapi satu sekolah.”
Raut muka rafael seperti menyirtatkan satu pertanyaan.
“Ya.. iya lah..” kali ini Ika menoleh. “kamu kan terkenal.”
“So?”
“Ya, mungkin mereka iri sama aku.” Ika memandang Rafael dengan tatapan menggoda. Wkwkwkw..
“Karena kamu jadian sama aku?” Rafael balik bertanya.
Ika mengangguk.
“Pacarku kancowok populer! Walaupun, buatku sih biasa aja!”
“Dasar!” mereka berdua tertawa bersama.
Kedua sejoli yang sedang dilanda asmara ini benar-benar terlihat menikmati status baru mereka, ayng tentunya mengundang iri hati bagi siapa pun. Sangat wajar kalau para cewek di sekolah merasa kecewa karena setelah Alex *yang baru beberapa saat yang lalu* melepas masa single-nya, kini giliran Rafaele. Mungkin sudah waktunya mereka memupus harapan menanggapi sang idola, atau banting setir mencari idola baru. Tentunya idola dengan status single.
“Gue relain Ika jadian sama lo karena emang dia suka ama lo. Akan tetapi ingrt ya, Raf. Jangan sekali-kali saikitin Ika, atau lo harus berhadapan dengan gue, walau lo saudara gua sendiri.”
Tantangan Dicky hanya dibalas dengan anggukan oleh Rafael.
“Gue serius, Raf! Gua nggakmau Ika kenapa-kenapa. Lo harus tau itu. Okay. Of course I’m jealous. Namun, gue sadar gue nggak berhak ikut campur. But, please, Raf, jangan sakitin dia, ya?” kata-kata Dicky melunak, tapi terdengar sungguh-sungguh.
“Gue sayang sama dia. Gue rasa itu cukup untuk nggak nyakitin dia. I’ll take care of her. Lo tenang aja, bro!”
“Mau nonton apa?” tanya Ika dengan mulut penuh popcorn.
“Kamu itu, masa belum beli tiket popcornnya udah dimakan sih?” geram Rafael.
Ika hanya mengiki.
“Twilight, ya?” minta Ika.
“Yang novelnya lagi digandrungi cewek-cewek?”
Ika mengangguk
“Dijamin bagus deh! Ya, ya, please...” Ika memasang tampang “paling memelas”nya.
“Ya udah.” Rafael mengalah. “Aku beli tiket dulu.”
“Bagus banget, kan? Aku suka banget sama novelnya.” Seru Ika, sesaat mereka keluar dari gedung bioskop.
“Ya, lumayan. Sampai-sampai Priyanka-ku nggak berkedip!” Rafael menggoda.
“Kan yang main cakep-cakep.” Ika mencibir.
“Mau makan di mana, Yang?”
“Terserah, giliran kamu yang milih.”
“Loh? Kok aku?”
“Kan gantian. Tadi aku udah milih nonton Twilight. Sekarang gantian kamu deh yang milih mau makan di mana!” jawab Ika, sambil mengapit manja lengan Rafael
“Oke deh.”
“Tadi romantis banget kan? Adegan Bella dan Edward!!” Ika masih terlihat menggebu-gebu.
“Adegan Bella tiduran di padang sama Edwars?” tanya Rafael, sambil menyuapkan sepotong daging ke mulutnya. *Ya iyalah mulut masa hidung sih?? Wkwkw*
“He-eh.. Romantis kan? Jadi kepingin nih.”
“Emang aku kurang romantis, ya?” tanya Rafael tiba-tiba.
“Eh?” pipi Ika memerah, padahal nggak ada apa-apa.
“Mm.. romantis kok. Romantis banget, malah.” Jawab Ika malu.
Duhh.. Salah ngomong nih. Mati aku. Batin Ika.
“Nggak kalah sama, siapa tuh namanya, oh iya, Edward?”
Mati aku.. aku harus ngomong apa nih?
“Eh, nggak kok. Jauh lebih romantis kamu. Thanks ya, Raf.” Akhirnya kata itu keluar juga.
Rafael tersenyum.
“Buat yayangku, apa sih yang enggak?”
Bushhh.. Ika serasa melayang terbang ke langit.
Lagi-lagu pipi Ika memerah. Membuat cowok di hadapannya merasa semakin gemas saja.
“Enak kan?”
“Enak banget!” kata Ika, sambil memasukan potongan besar donat J.co ke mulutnya. Rafael yang mwmbawakan sekotak penuh donat itu untuknya, saat ia menjemput Ika sepulang ekstrakulikuler.
“Pelan-pelan dong makannya! Tuh, kotor semua.” Kata Rafael, sambil membersihkan mulut Ika dengan tisu.
Ika tertawa. “Biarin, yang penting enak! Thanks ya, Yang!” jawab Ika, sambil mengecup pipi sebelah kiri pacarnya.
“Eh! Jadi kotor kan pipiku..”
“Hahaha.. Nggak papa, lucu...” tawa Ika, sambil memasukan potongan donat lagi.
“Dasarr..” kata Rafael, sambil menarik pelan hidung Ika.
Ika Cuma nyengir. Kemudian, “Nihhh.. aku kasih deh.. aaa..” kata Ika sambil menyuap potongan donat ke mulut Rafael.
Rafael tersenyum.
“Abis ini kita mau ke mana, Yang?” tanya Ika, setelah donat ketiga berhasil dilahap dengan sempurna tak bersisa.
“Pulang. Emang kamu mau ke mana? Nggak capek, masih pake seragam sekolah, lagi”
“Ika menggeleng. “jalan-jalan yuk! Terserah mau ke mana. Yang penting pulangnya nanti aja.”
“Kok gitu? Pasti karena kamu masih mau berdua sama aku, kan?? Haha.. ya udahm Tuan Putri mau ke mana? Hamba siap mengantar ke mana pun.”
“Hahaha.. Apaan sih?? Jayusss...” saut Ika. “Mmm.. Makan aja ya, Yang.”
“Hah?? Makan lagi?? Donatnya kurang?” Rafael tak percaya. Mungil-mungil tapi makannya banyak, pikir Rafael.
“Ya, udah. Makan di mana?”
“Do noodle express aja. Lagi kepingin nih! Abis gitu kita foto, ya?” pinta Ika.
“Foto? Aduh, yayangku ini kok permintaanya banyak banget sih?” Rafael mengels lembut kepala Ika.
“hahaha.. nanti kita foto yang banyak ya, Yang!”
“Dasar! Ya, udah deh. Terserah kamu aja!” Rafael tersenyum menggoda.
“Hahahaha.. Makasih sayang..” kata Ika sambil mengecup lembut pipi Rafael.
Ahhh.. Rafael.. rafael..
Perlahan lagu Indah Cintaku yang dinyanyikan oleh Nicky Tirta feat. Vanessa Angel mengalun dari CD Player mobil Rafael. Seakan sedang mengiringi kebahagiaan mereka.
Cintaku.. Tak pernah memandang siapa kamu.. Tak pernah menginginkan kamu lebih.. Dari apa adanya dirimu.. Selalu..
Cintaku.. Terasa sempurna karnahatimu.. Slalu menerima kekuranganku.. Sungguh indah cintaku..
To be continued~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar