Rabu, 08 Februari 2012

#4 I Heart You Manyunku

Ini adalah fanfiction kedua dari @HeartSmash4eva karangan adminP @PrincesaBala2. semoga kalian suka..
sebelumnya, maaf kalo ada tulisan-tulisan yang salah. dan ini cuma karangan ya. =)


---

Part4

Tepat pukul 06.30 sebuah honda jazz terpakirrapi di pekarangan rumah Ika. yap! Rafael! 
mobil itu milik Rafael.
Tiba-tiba seorang cowok  keluar dari rumah itu.
“Eh, Rafael. Tunggu bentar ya.. Ika masih di atas.” Kata Alex.
“Iya..”
Gak lama kemudian sesosok cewek keluar dari rumah itu.
“Sorry nunggu lama. Yuk.” Kata cewek itu. Cewek itu adalah Priyanka alias Ika.
“Iya gak papa.. ya udah. Yuk”
Mobil itu melaju kencang ke arah sekolah mereka.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Pagi cantikk.." sapa Dicky.
"Pagi juga." kata Ika.
"Loh?? kok bisa bereng lo Raf?" tanya Dicky begitu melihat Rafael dari belakang.
"Kita emang bareng dari tadi kok." jawab Rafael santai.
"Lo berangkat sama dia, Ka?" sekarang Dicky tanya sama Ika.
"He-eh." Ika mengangguk.
"Udah ya, Dick, aku mau cepet-cepet nyalin PR Kimia. Jam kedua seoalnya." pamit Ika, sambil meninggalkan Dicky menuju kelas. Sementara Dicky sendiri masih terdiam. Mencerna keadaan yang baru saja dia hadapi.
"Kok Ika bisa berangkat bareng lo sih, Raf? Tolong jelasin, gue gak ngerti nih!" tanya Dicky, begitu Ika menghilang dari pandangan.
"Apanya yang perlu dijelasin? Tadi aku jemout dia di rumahnya. Nanti pulang juga aku yang anter. Ya, sekarang Ika jadi tanggung jawabku." jawab Rafael.
"Tanggung jawab? Gue masih nggak sepenuhnya ngerti. Lo nggak jadian sama dia, kan?"
"Ya, enggaklah. Kami cuma temenan kok! Kalo aku anter-jemput dia setiap j=hari, bukan berarti aku jadian sama dia kan?" kata Rafael.

“Udah ah! Aku juga belum ngerjain PR Kimia!”
“Pokoknya gue ingetin lagi lo. Jangan sekali-kali lo mainin Ika! Atau gue nggak akan tinggal diam!” Setelah berkata seperti itu, Dicky berjLn cepat menujui kelasnya. Sementara Rafael hanya bisa geleng-geleng kepala, lalu masuk ke kelas.
“Udah selesai, Ka?” tanya Rafael, saat ia masuk ke kelas dan melihat Ika sedang menyalin cepat rumus-rumus kimia.
“Ini, lagi aku kerjain.” Jawab Ika, melihat Rafael sebentar, lalu kembali berkutat pada buku kimianya.
“Emang nyalin punya siapa?”
“Rhey. Tenang aja, kalo soal kimia dia jago kok. Emang kmau udah buat?”
“Belum. Kalo gitu, boleh nyalin bareng nggak? Aku nggak enak kalo pinjem yang lalin. Kan baru aja kenal.” Minta Rafael.
Ika mengangguk. Tersenyum.
“Siip.” Jawab Rafael senang. Dengan segera mengambil kursi dan menggesernya je sebelah Ika.
“Eh, kamu nanti sore mau ke mana?” tanya Rafael tiba-tiba.
“Nggak ke mana-mana. Kenapa? Mau ngajak aku kencan??” tanya Ika bergurau.
“Nggak. Kamu mau nggak nemenin aku latian? Di rumah Reza”
“ehm.. Nggak apa-apa kalo aku ikut? Biasanya kamu sendirian kan?” tanya Ika ingin tahu.
“Ya, itu kalo kamu mau sih. Nggak tau nih, aku pingin aja ngajak kamu.”
“Ehm.. Liat nanti, ya” kata Ika akhirnya.
Rafael mengangguk, lalu mereka sama-sama serius mengerjakan nomor demi nomor PR kimia.
Gimana? Jadi nemenin aku latian?

Masuk SMS di HP Ika.
Waktu menunjukan pukul empat sore, dan Ika hanya sendirian di rumah. Cesa masih kuliah, sementara Alex masih sibuk latihan.

Em.. Gak bisa deh kayaknyua.. Di rumah gak ada orang. Sori.

Ya udah deh klo gtu. See u. =)

Ika meletakan kembali HP-nya pada bantalan berbentuk hati, lalu menyalakan CD playernya. Terdengar lagu lembut dari Christian Bautista, Beautiful Girl.
Beautiful girl.. wherever you are. I knew when i saw you.. you had opened the door.. you have me love again.. after a long.. long while.. i’d love again.
Mau ke mana, raf? Kok buru-buru amat? Biasanya kita ngobrol-ngobrol dulu.” Tanya Rangga, saat melihat Rafael sudah bersiap-siap pulang, padahal waktu baru menunjukan pukul 19.10.
“Ada janji nge-date?” goda Jessica pacar Rangga.
“Wah, sama siapa nih??” kali ini Rangga ganti menggoda.
“Eh.. ya, ada janji dinner.” Jawab Rafael, sambil memasukkan baju ke tas abu-abu yang dibawanya.
“Temen atau temen, nih?”
“Ya temen lah!” jawab Rafael. “Udah ya, cabut dulu.”
“Kamu udah bisa ngelupain Vita, Raf?” pertanyaan Reza membuat langkah Rafael terhenti.
“Udah ah! Nggak usah bicarain yang udah basi. Aku cabut dulu, ya! Ntar telat.”
Reza, Ilham, Rangga, Bisma serta Jessica berpandangan heran, lalu sama-sama tersenyum tanda mengerti.
Perasaan Rafael sempat berkecamuk sebentar. Mengapa nama itu harus ia dengar lagi? Ia tak mau terlalu memikirkannya karena pertemuan dengan seseorang yang direncanakan mendadak ini cukup memenuhi pikirannya. Ia menuruni tangga rumah sepupu Reza sambil tersenyum kecil.
“Pulang cepet, Raf?” sapa Rico saat melihat rafael.
“Ya. Ada janji. Duluan Ric.”
Sesegera mungkin Rafael menstarter honda jazznya. Ia sudah tidak sabar lagi ingin melaksanakan apa yang baru saja ia rencanakan. Entah apa gerangan yang membuat hal ini terlintas di benaknya. Yang pasti, ia ingin dan harus melakukannya. Tak lama kemudian ia sudah berhenti didepan rumah Ika.
This is the time.. I have to believe.. no one can take my faith away..
Ringtone HP Ika berbunyi, cepat-cepat cewek itu mengangkatnya.
“Halo..”
“Halo juga.” Jawab pemilik suara di seberang sana.
“Kenapa, Raf? Tumben nelepon?”
“Makan yuk?”
“Hah?” Ika sedikit tak yakin dengan pendengarannya.
“Ya. Makan yuk. Aku laper banget nih!”
“Emang kammu udah selesai latian?” tanya Ika.
“Yuo. Sekarang aku laper banget! Yuk! Aku traktir deh!”
“Raf, aku udah makan. Kamu sih ngajak kok mendadak gini? Nggak ngomong dulu..”
“Kalo gitu, temenin aku aja ya! Masa aku makan sendirian??”
“Lho.. biasanya juga gitu, kan?”
“Ya sih, tapi kali ini lain. Pleasde, ikut dong!” pinta Rafael, dengan suara agak memelas.
“Kamu mau jemput aku?” tanya Ika, sedikit kaget dengan ajakan yang terkesan sangat mendadak ini.
Rafael tersenyum. Ia keluar dari mobilnya, lali memandangg ke atas, ke arah jendeka kamar di lantai dua.
“Coba kamu liat keluar jendela kamu.”
“Eh?”
“Udah, liat aja dulu.”
Ika pun menuruti permintaan Rafael, walau dalam hati ada rasa tak percaya.
"Surprise, kan? udah, cepet ganti baju." belum sempat Ika menjawab, Rafael sudah mematikan teleponnya.
Dengan cepat Ika mengganti piamanya dengan kaos putih yang dipadukan dengan celana jeans panjang. setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan, ia segera keluar dari kamarnya dan turun dari kamarnya.
"Mau pergi, Ka?" tanya Morgan, pacar Cesa.
untung saja Cesa sudah pulang, jadi Ika bisa pergi dengan Rafael.
"He-eh, mau makan sama temene."
"Pacar?" tanya Morgan usil.
"Pacar? Enak aja! Siapa lagi yang punya pacar?" jawab Ika. "Ya.. udah, tolong bilang Cesa ya aku oergi." pamit Ika pada pacar kakaknya itu.
"Ati-ati ya Ika."
Begitu sampai di mobil rafael, Ika nggak tahan untuk nggak ngomel.
"Kamu tuh nekat banget ya? masa ngajak anak orang mekan mendadak gini sih? Aku jadi kaget. Udah gitu, tiba-tiba udah ada di depan rumah, lagi. Bikin aku tambah kan=get."
rafael hanya tertawa mendengar omelan gadis itu.
"Kok tertawa sih? Kamu seneng ya bikin orang kaget? Pasti ini udah kamu rencanain. Iya, kan?"
Rafael tertawa lagi.
Sebenarnya, ia sama sekali tak ingin membuat kejutan atau semacamnya. Ia hanya menuruti apa kata hatinya. Entah mengapa, tiba-tiba sja ia ingin ketemu ika
"Enggak kok. Tiba-tiba aja akku pngin ketemu kamu. Jadi, ya aku ajak kamu makan. Emang kamu keberatan?"
Ika terdiam sebentar. Mencerna kembali perkataan Rafael.
"Nggak. Aku juga lagi nggak ada kerjaan di rumah." kata Ika sambil tersenyum.
"Thanks ya." kata Rafael, sambil mengusap lembut rambut Ika.
Hati Ika berdebar tak keruan. Tiba-tiba saja ada rasa aneh yang muncul dan merasuk ke dalam dadanya. Ika hanya bisa diam. Tak tahu harus berkata apa. Ia mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak. Sebenarnya perasaan apa ini? Mengapa dadanya terasa sesak? Sesak sekali. Sampai-sampai tidak bisa bernapas. Apa ini karena Rafael mengusap lembut rambutnya? Tidak. Bukan karena itu. Lalu apa? Ika ingin segera tahu.



To be continued
Follow ==> @HeartSmash4eva & @PrincesaBala2 ya.. ;)
Thanks for reading
Gbu =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar